Apa Rasanya Aborsi? By Rizal Januar
Yes! ini bikinan temanku, namanya Rizal Januar,
sudah dewasa dan sudah punya gambaran akan bagaimana menghadapi malam
pertama nanti bersama istrinya. Hebat! Aku sudah punya izin untuk
mempublish ini dari yang punyanya. silahkan......
Dibayangi
Ketakutan
Pepatah
yang mengatakan “Cinta itu Buta” rupanya tepat untuk menggambarkan apa yang
terjadi pada GF (19). Ia telah menjalani hubungan spesial dengan pacarnya
selama 3 tahun. Ia berpacaran layaknya orang berpacaran. Dengan atas dasar
cinta dan percaya ia dibutakan oleh pasangannya. Sampai-sampai GF membuktikan
ketulusan cintanya dengan cara yang salah. Memang semua berawal dari sebuah
kenikmatan yang tiada batas. Tetapi jika tahu akhirnya akan menjadi petaka, ia
takan melakukannya. GF harus menerima kenyataan bahwa ia hamil.
“Aku hamil?” hamil adalah kondisi menyeramkan bagi mereka
wanita yang diluar ikatan pernikahan. Yang ada dalam benak mereka hanyalah
panik, emosional, dan rasa ketakutan yang hebat. terlintas dengan cepat untuk
mengugurkan janin yang dikandung agar terhidar dari gunjingan tetangga.
Hanya ada dua pilihan bagi mereka, hidup
menanggung malu atau mati menanggung dosa?Ya, itu adalah sebuah resiko bagi
mereka (wanita) melakukan seks bebas yang kebablasan. Pilu memang
rasanya jadi mereka, tapi hidup mesti terus berjalan.
Apa rasanya aborsi?
Pernah melihat proses melahirkan? Pastinya
dalam proses melahirkan ada bidan atau dokter yang mendampingi. Nah, bagaimana
jika tidak ada ahli yang mendampingi saat proses kelahiran? mungkin itu yang
dirasakan oleh pelaku aborsi. Ada banyak cara menggugurkan kandungan, salah
satunya bagi mereka yang minum jamu tradisional yang
diperoleh dari dukun jamu, ia mengatakan “Rasanya tidak enak. Gabungan nanas muda,
bandrek (air fermentasi tape), dan rempah-rempah”, ujarnya. Ia juga merasakan
efek yang ditimbulkan dari jamu tersebut membuat perutnya mulas saja. Tidak cukup
sampai disana, karena ketidakampuhan menggunakan jamu mereka memutuskan untuk
menggunakan obat Cytotex dan Gastrul. Kedua merek obat ini memang biasanya
digunakan dengan tujuan aborsi. Rasa mulas yang amat sangat nyeri dirasakannya,
sampai akhirnya terjadi pendarahan yang sangat hebat. segumpal darah dan cairan
bening berceceran dilantai. Pendarahan tidak cuma sekali, tapi beberapa hari.
Hingga akhirnya ada yang mengganjal di bagian vaginanya dan itu tangan mungil
bayi yang ia bunuh dalam kandungan. Bagian tubuh lain pun ikut berkeluaran
secara terpisah yang diolesi darah segar.
Dengan
cara kedua, seseorang tega menggugurkan kandungannya dengan keji yaitu pijat
aborsi. Tidak butuh tenaga besar unutk melenyapkan nyawa jabang bayi. Hanya
dengan sekali pijat, jabang bayi meregang nyawa. Sungguh mudah dan seperti tak
ada dosa. Dalam kondisi kandungan tertentu, pemijat dapat mengabulkan
permintaan siapapun asalkan jasanya dihargai rupiah. Di dalam kamar, pemijat
sudah menunggu giliran pasien masuk layaknya seorang dokter yang berpraktik. Kemudian
pasien disuruh berbaring terlentang. Ia pun mulai memijat, dimulai dari atas
perutnya dan secara perlahan diturunkan kebawah, selanjutnya dari bagian bawah
didoraong ke atas. Begitupun selanjutnya hingga benar-benar merata. “Aduuh, aku
ga tahan lagi, mak.. sakiiit” rintihannya. Pemijatan dilakukan 25 atau 30
menit. Bayi yang kandungannya berusia kurang dari tiga bulan, dibiarkan dibuang
di kamar mandi dan mengalir begitu saja di kali. Bayi yang sudah besar akan
dikafani.
Bukan
hanya sakit difisik yang ia rasakan, tapi perasaan yang dialaminya sangat kacau.
Perasaan yang kacau ini sama halnya seperti balon yang meletus. Hilang dan tak
kembali, anaknya takan bisa ia peluk secara utuh. Penyesalan mulai bermunculan,
hingga ia dihantui rasa bersalah yang teramat dalam.
Teganya mama membuangku
Aborsi bukanlah permen yang
manis dimulut, juga aborsi bukan obat sariawan. Mungkin kata yang tepat untuk
aborsi adalah seorang monster jahat. Jika janin yang akan dibuang bisa
berbicara, ia akan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya “Suatu monster
yang amat keji masuk ke tempat hangat dan nyaman di mana aku berada.
Aku sangat takut, aku mulai menjerit, tapi tak sekalipun engkau
berusaha menolong. Mungkin engkau tak pernah mendengarku. Monster itu semakin lama semakin dekat sementara aku terus berteriak, "Mama, Mama, tolong aku....., Mama......tolong aku. “ada teror yang amat mengerikan. Sentuhan kasar pada tubuhku. Aku hanya bisa berteriak dan berteriak. Hingga tak sanggup lagi. Lalu monster itu mulai mencabik lenganku. Sungguh sakit rasanya, sakit yang tak kan pernah dapat kuungkapkan dengan kata. Monster itu tidak berhenti. Oh....bagaimana aku harus mohon agar ia berhenti. Aku menjerit sekuat tenaga sementara ia mencabik putus kakiku....”
yang amat keji masuk ke tempat hangat dan nyaman di mana aku berada.
Aku sangat takut, aku mulai menjerit, tapi tak sekalipun engkau
berusaha menolong. Mungkin engkau tak pernah mendengarku. Monster itu semakin lama semakin dekat sementara aku terus berteriak, "Mama, Mama, tolong aku....., Mama......tolong aku. “ada teror yang amat mengerikan. Sentuhan kasar pada tubuhku. Aku hanya bisa berteriak dan berteriak. Hingga tak sanggup lagi. Lalu monster itu mulai mencabik lenganku. Sungguh sakit rasanya, sakit yang tak kan pernah dapat kuungkapkan dengan kata. Monster itu tidak berhenti. Oh....bagaimana aku harus mohon agar ia berhenti. Aku menjerit sekuat tenaga sementara ia mencabik putus kakiku....”
Mau aborsi? Mudah kok
Jaman sekarang mudah bagi kita
untuk mendapatkan barang apapun. Ya bagaikan kita membeli gorengan, pasti ditiap
jalan ada saja penjualnya. Hal yang sama pun terjadi pada obat-obatan, termasuk
obat penggugur kandungan. Cukup berjalan beberapa langkah, kita akan menemui
apotek dan menanyakan “ada Misoprostol Cytotex-nya, bu?”. Sebenarnya obat ini merupakan
obat telat datang bulan yang biasa dipakai di dunia medis. Cytotex mengandung
bahan aktif misoprostol. Dengan harga Rp. 125.000,- obat ini tetap digandrungi
oleh anak-anak muda sebagai obat aborsi.
Sakit memang melakukan aborsi, ya
walaupun saya seorang lelaki tak terbayang jika itu terjadi pada saya. tak
perlu mencari siapa yang salah, cukup kuatkan diri kita benteng keimanan dan
menjunjung tinggi nilai masyarakat. Mungkin satu kalimat yang mewakili fenomena
aborsi dewasa ini, “Jangan mau enak tapi gak mau anak, buat anak ko
coba-coba”.
4 comments
aisiahh, tugas fenom hungkul. hahaha
ReplyDeleteEnya yeuh pak, meh mangpaat. Daripada diheumheum wae cenah hahah
ReplyDeletetugas fenom oge,
ReplyDeletehttp://alimind.wordpress.com/2013/12/09/naik/
Sundul gan!
ReplyDelete