Hitam sedang bediri tegak
mencoba membakar hingga mengerak
kisah kami bukanlah sesuatu yang semarak
kadang terbang di antara bahagia yang benderang
kadang terseok di antara nista yang berserak

bukan romeo dan juliet
bukan rama dan sinta
ini kami ,
yang berjelaga di antara harapan
mendayung rakit menuju kesempurnaan
dalam bayang bayang gagak kematian

empat lima pulau yang kami datangi
belum mampu menyediakan menu kebahagian yang kami ingini
dalam jajaran pulau yang menjamur
sumpah kami telah tersaksi
oleh badai
oleh mentari
oleh langit
oleh ranting
oleh embun
bahwa kami akan menempatkan diri
dalam sebuah barisan mengantri
menuju pintu kebahagian abadi

mimpi kami
memilih hari resepsi
meja penuh anggur,coktail,dan roti isi
tamu-tamu berdasi rapi, bergaun mengurai,berpita warna warni
yang datang silih berganti
dihibur oleh lantunan seorang penyanyi

biarkanlah merah,jingga,violet,kuning mewarnai kisah kami
kuncilah pintu kamar sang hitam
meski ia dapat menerobos saat lelah dan mata tak awas

bukan sekedar rangkaian kata
suka dan duka kekal adanya
tolong sampaikan pesan harapan ini kepada NYA
melalui lembutnya semilir angin membelai anyelir
di taman surgaMU