AKU (Bukan Karya Khairil Anwar) Part III

by - 9:57 AM

Aduh, gawat!! Pencarianku terhadap Bah Emen tidak menemukan hasil alias gak ketemu!!! 
Dan setelah aku tanya Ayahku,
Ternyata Bah Emen telah meninggal sekarang, 
Innalillahi wa innailaihi rajiun :(
Bahkan aku belum meminta maaf padanya barangkali aku punya salah :((
sudah sekitar 12 tahun aku tidak berjumpa.
Maka baiklah, sebelum aku lanjutkan cerita "AKU", aku mau bikin puisi dulu untuk almarhum Bah Emen
sebagi rasa rinduku padanya
ini dia

BAH EMEN
(karya:amang)

Oh Bah Emen...
Lama sudah kita tak berjumpa
Dan sekarang aku baru tahu kalau engkau sudah tiada
Tolong maafkan aku jika berdosa
Akupun sudah memaafkanmu sejak dahulu kala
Oh Bah Emen...
Engkau benar-benar muslimin sejati
Selalu pergi ke masjid sebagai orang pertama yang tiba setiap hari
Walaupun kau sudah tua
Kau tak pernah lelah menyembah pada-Nya
Dengan langkah demi langkah renta mu kau berjalan mencapai tujuan
Dan selalu engkau tersenyum saat kami menyapamu
Oh Bah Emen...
Kini engkau sudah tiada
Kau sudah mencapai tujuan hidupmu yang sebenar-benarnya
Untuk kembali ke pangkuan sang pencipta
Semoga jalanmu terang-benderang disana
Haramlah pintu neraka untukmu
dan tempatmu di tempat yang amat mulia
Selamat tinggal, Abah

Itulah, semoga jalannya lancar disana, tersenyum, dan mengizinkanku jika beliau tau aku menuliskan namanya disini :)
Amin

Baiklah, tidak baik terus bersedih saat seseorang meninggalkan kita untuk selamanya,
doakan saja yang terbaik.
Kini aku lanjut pada cerita, 
Setelah pulang kerumah saat selesai bermain bola,
aku biasanya langsung mandi, mandinya sendiri, tapi sering lupa pintunya gak dikunci.
Sehingga jika ada saudaraku yang hendak ke kamar mandi dan membuka pintu, mereka pasti langsung tutup lagi, balik lagi.Mudah-mudahan mereka kesal.hahaha
Tapi tidak, mereka sayang padaku :D
Selesai mandi, pergilah aku ke masjid riyadul badi'ah, taman yang indah itu artinya,
akupun tau dari Ibu Hj Tuti saat beliau sedang pengajian di masjid,
maklum, suaranaya keras sekali, seolah-olah ingin seluruh dunia tau ia sedang pengajian.
Tapi tidaklah, itu riya, bu Tuti tidak mungkin begitu.
Aku siap-siap, ganti baju, membawa tas dan cium tangan pada mama dan bapak,
anehnya aku minta uang bekal, untuk apa sih?ngajinya aja gratis.
Tp untung dikasih, seribu.
Di masjid itu, aku ngaji bareng temen-temen semua, banyakan,
yang ngajarnya juga banyakan, ada a Dadi, a Dikdik, a Fuad, a Eko dan banyak lagi, yang udah gede-gede, ngajinya juga jago-jago.
Ada ceweknya juga, ada kulit hitam juga kulit putih, mata sipit mata belo, kumplit lah, keren, ngga rasis.
Dan mereka semua temanku.
Ngajinya juga kaya sekolah, ada kurikulumnya, biasanya yang sebagay kepala sekolah itu a Aziz namanya, sekarang udah punya anak, namanya Baja, itu ternyata singkatan dari BAtak JAwa.Tukan, bener-bener nggak rasis.
Ada istirahatnya, ada absen, boleh ke wc, ada tugas nulis, bahkan ada PR!!!
Hebatnya, semua pengajar itu sukarela, tidak dibayar.Mulia sekai
Sebenarnya aku ingin menceritakan bahwa dulu itu ngajiku lumayan hebat, malah aku sudah hapal seluruh surat yang ada di juz 30, juz 29 juga ada beberapa surat.Tapi nggak jadi ah, takut dikira sombong atau riya.
Dan karena aku lanjut menulis cerita ini, aku jadi ingat, ternyata aku meminta bekal untuk jajan baso tahu di depan mesjid bareng temen-temen.
Si Emangnya gatau orang mana, setiap jualan pake topi, terus gak pernah ganti, ih.
Tapi biarinlah, baso tahunya enak.
Pertama liat sih, aku diem dulu, mikir dan menyimpulkan si emang orangnya plin-plan, soalnya gatau jualan baso gatau tahu, jadi aja ditulis dua-duanya "baso tahu".
Kalau udah beres makan baso tahu, sambil nunggu adzan isya, pasti pada main ucing-ucingan, ucing sumput, pris-prisan, galah jidar, atau main bola di teras mesjid, biar terang, tapi bolanya juga pake sarung di kuel-kuel sampai bentuknya bundar.
Sampai adzan berkumandang, permainan harus usai.Langsung ke toilet, wudlu lagi.
Kalau solat, suka pada berjajar di barisan belakang, anak-anak semua.
Sempet kami semua sudah berjajar di barisan paling depan, tapi gagal, disuruh pindah sama Pak H.Muhasyim, ketua DKM masjid.
Pas solat suka pada bercanda, ih, gak khusyuk, bercandanya colek-colek sama temen yang dipinggir, kalau imam baca surat An-nas, kan setiap ayat belakangnya 'nas' semua, nah kita suka pada ngikutin belakangnya aja, setiap imam bilang 'nas', kita juga, tapi jadi 'nayshhhhhhhhh', terus sampai akhir surat.
Kebayang nggak?Mudah-mudahan nggak lah, biar gak diikutin, pamali, nanti gak sah solatnya.
Atau kalau suratnya 'Al-Qoriah', bagian kata 'qori' nya suka dikencengin nadanya, rame-rame, terus sambil ketawa-ketawa kecil.Kenapa?Kan ada si Diki, nama bapaknya Pak Qori.hahahaha
Pas sujud, tangannya suka dilebarin, biar yang sebelah susah sujud, atau, orang lain sujud kita malah nengok ke depan, soalnya bagus, semua jamaah lagi pada sujud, barengan.
Kayaknya ga sah solat kita mah, tapi sekarang ga pernah gitu lagi da, 
Demi Alloh ngga pernah.
Seberes ngaji, langsung pada pulang, tidur atau 
kalau malam minggu suka pada keluar lagi, pada main, main terus deh pokoknya.
Dan suatu hari entah siapa yang ngajarin, pas maghrib kan harusnya ngaji, tapi aku, si boim, si aceng, si esa, 
malah main CS di warnet depan.
Aduh sialnya ketauan sama aa Aziz, terus a Aziz laporan ke orang tua kita satu-satu.
Pas besoknya pada ketemu lagi, ternyata semuanya juga sama, pada dimarahin dirumah masing-masing.

Udahan dulu ah, males.

You May Also Like

0 comments